Selamat Datang di Blog SainsTik, semoga blog ini bermanfaat untuk anda Semua. ^_^

Archive for 04/01/2014 - 05/01/2014


Untuk kali pertamanya, para ilmuwan menemukan planet alien seukuran Bumi di zona habitasi. 'Kembaran', atau setidaknya 'sepupu Bumi'.
Liputan6.com, California - Manusia terus mencari tahu, apakah hanya Bumi yang kita tinggali yang menopang kehidupan. Langit dipindai, untuk mencari kembaran planet ini. Dan kini, untuk kali pertamanya, para ilmuwan menemukan planet alien seukuran Bumi di zona habitasi dari bintangnya. 'Sepupu Bumi' itu mungkin mengandung air dan kondisi tepat untuk menopang kehidupan. 
Planet yang baru ditemukan itu, yang dinamakan Kepler-186f, kali pertama diketahui keberadaannya oleh teleskop luar angkasa Kepler milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Ia diketahui mengorbit bintang merah yang bersinar redup, yang jaraknya 490 tahun cahaya dari Bumi. 
Bintang tersebut lebih redup dari Matahari. Namun, Kepler-186f ukurannya lebih besar dari Bumi. Dari posisi dan ukurannya, ia bisa jadi memiliki air di permukaannya. 
"Apa yang selama ini kita cari adalah kembaran Bumi -- planet seukuran Bumi yang berada di zona habitasi sebuah bintang serupa Matahari," kata Tom Barclay, ilmuwan Kepler sekaligus salah satu penulis riset eksoplanet terbaru, seperti Liputan6.com kutip dari SPACE.com, Jumat (18/4/2014). "Kepler-186f adalah planet seukuran Bumi di zona habitasi sebuah bintang yang lebih dingin dari Matahari. Jadi, kalaupun ia bukan 'kembaran Bumi', mungkin dia adalah 'sepupu Bumi'.  Punya karakteristik serupa, hanya orangtuanya yang berbeda. 
Berpotensi Layak Huni
Para ilmuwan menduga, Kepler-186f -- yang terluar dari 5 planet yang mengorbit bintang Kepler-186 dalam jarak 52,4 kilometer secara teoritis berada dalam zona habitasi bintang merah kerdil itu. 
Sementara, orbit Bumi dari Matahari berjarak rata-rata 150 juta kilometer. Namun, Matahari lebih besar dan terang dari bintang Kepler-186. Itu mengapa zona layak huni Matahari lebih jauh: di mana Bumi berada. 
"Ini adalah planet seukuran Bumi secara definitif yang ditemukan di zona habitasi di sekitar bintang yang lain," kata Elisa Quintana, dari SETI Institute dan Ames Research Center NASA, sekaligus pemimpin studi. 
Sebelumnya, sejumlah planet lain, dengan ukuran beragam ditemukan dalam zona layak huni dari bintangnya masing-masing. Namun, Kepler-186f adalah planet alien yang ukurannya amat mirip dengan Bumi dan mengorbit di area yang berpotensi menopang kehidupan di sebuah sistem ekstrasolar -- di luar tata surya. 
'Ini adalah temuan bersejarah, sebuah planet yang ukurannya mirip Bumi ditemukan di zona layak huni di sekitar bintangnya," kata Geoff Marcy, astronom University of California, Berkeley, yang tak terlibat dalam riset. "Ini adalah kasus temuan planet 'layak huni' terbaik selama ini."
Jari-jari Kepler-186f  diperkirakan sekitar 1,1 kali jari-jari Bumi. Itu berarti ukurannya lebih besar dari planet manusia. Mungkin berbatu seperti Bumi. Namun, para ilmuwan belum bisa memastikan, apa elemen yang membentuk atmosfer planet tersebut -- elemen kunci yang dapat membantu para ilmuwan memahami apakah planet ini bisa dihuni makhluk hidup.  

Mengapa mencari planet yang ukuran serupa dengan Bumi menjadi penting?
"Apa yang kita pelajari, dalam beberapa tahun terakhir, adalah ada transisi pasti yang terjadi sekitar 1,5 jari-jari bumi," kata Quintana dalam sebuah pernyataan. "Jika sebuah planet memiliki jari-jari 1,5 sampai 2 kali jari-jari Bumi, ia menjadi cukup besar untuk mulai menumpuk hidrogen sangat tebal dan memiliki atmosfer helium -- sehingga mulai menyerupai gumpalan gas raksasa." 
Kepler-186f sebenarnya terletak di tepi zona layak huni bintang Kepler-186, itu berarti cairan yang berada dalam permukaannya bisa membeku. Demikian studi yang dilakukan Stephen Kane dari San Francisco State University.
Namun, karena ukurannya yang besar, ia bisa jadi memiliki atmosfer lebih tebal, yang akan melindungi planet dan berpotensi menyimpan air dalam bentuk cair. 
"Kepler-186f mengelilingi bintangnya (berevolusi) selama lebih dari 130 hari. Namun, karena ukuran bintangnya lebih kecil dari Matahari, planet ini mengorbit sedikit lebih dalam dalam --mungkin pada orbit Merkurius di tata surya kita," kata Barclay.
Dan karena menerima energi yang lebih kecil dari yang diterima Bumi, "Jika Anda berada di Kepler-186f, tak seperti Matahari yang menyengat, bintangnya terlihat lebih redup," imbuhnya.
Lalu, apakah ada makhluk hidup yang ada di Kepler-186f? Belum bisa dipastikan. Teknologi yang kita miliki saat ini belum bisa menjangkaunya. (Tanti Yulianingsih)
(Elin Yunita Kristanti)

Ini hanya sekedar informasi yang perlu diketahui oleh khalayak umum. soal benar atau tidaknya planet ini bisa dihuni atau tidak itu hanya masalah waktu dimana nanti ada astronot yang berkunjung ke planet tersebut. hehe
Jadi intinya tergantung dari kepercayaan masing - masing aja... ^_^

6 Tanaman paling beracun

Posted by Paksi Renaldi
Tag :
Jangan tertipu oleh kecantikan, warna dan daya pikat yang ditawarkannya, apalagi hingga kita memutuskan untuk mengkonsumsinya. Karena 6 tanaman berikut, adalah sedikit dari jenis tanaman yang memiliki racun paling mematikan, jika tanaman ini sampai dikonsumsi. Tidak sampai hitungan hari, bahkan beberapa diantaranya mengantarkan seseorang pada kematian hanya dalam hitungan jam saja. Berikut kami paparkan 6 Tanaman Paling Beracun di Dunia :

1.      Castor bean/ biji kasturi
tanaman Castor
Tanaman paling beracun di dunia ini, biasanya kerap ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan - pekarangan rumah. Namun sebenarnya kandungan toksin/racun yang disebut risin, banyak terkandung dalam tanaman jenis ini. Terutama pada bagian biji/kacangnya yang kerap dijadikan minyak jarak. Satu biji mentah cukup untuk membunuh manusia dalam dua hari. Gejala pertama yang ditimbulkan, akan dialami dalam beberapa jam seperti tenggorokan dan mulut yang terbakar, sakit perut, diare berdarah dan muntah. Proses ini terus berlanjut hingga puncaknya kematian yang disebabkan karena dehidrasi.

2.      Beladonna / berry setan
tanaman beri setan
Belladonna, juga dikenal sebagai Ceri Kematian, adalah tanaman asli Eropa, Afrika Utara dan Asia Barat. Dalam tanaman ini, terkandung alkaloid tropane, yang dapat menyebabkan mengigau dan halusinasi. Gejala lain dari keracunan Belladonna termasuk dapat kehilangan suara, mulut kering, sakit kepala, kesulitan bernafas dan kejang-kejang. Seluruh bagian dari tanaman beracun, namun risiko terbesar adalah pada buahnya, yang memiliki rasa manis dan cenderung menarik perhatian anak-anak. Dengan mengkonsumsi 10 – 20 buah tanaman ini, bisa membunuh orang dewasa, tapi hanya diperlukan satu lembar daun Beladonna (di mana racun jauh lebih terkonsentrasi) untuk membunuh seorang pria dewasa.

3.      Rosario Pea / biji saga (indonesia)

biji tanaman saga
Dikenal juga sebagai Mata Kepiting atau Jumbie Manik, adalah jenis tanaman rambat yang terdapat sekitar pohon-pohon, semak dan pagar tanaman. Tanaman ini asli Indonesia, tetapi tumbuh juga di sebagian besar dunia. Paling dikenal karena bijinya, yang digunakan sebagai manik-manik, karena memiliki warna merah terang dengan corak bercak hitam tunggal. Racun yang terkandung dalam tanaman ini (abrin) sangat mirip dengan racun risin (75 kali lebih kuat), ditemukan di beberapa tanaman beracun lainnya.

4.      Wolfsbane / monkshood
tanaman wolfbane / monkshood
Wolfsbane adalah jenis tanaman abadi yang asli dari daerah pegunungan di belahan bumi utara. Mengandung racun dalam jumlah yang sangat besar yang disebut alkaloid pseudaconitine, yang kerap digunakan oleh orang-orang Ainu Jepang sebagai racun untuk berburu, di ujung kepala panah mereka. Jika dikonsumsi, gejala yang ditimbulkan meliputi terbakar pada tungkai dan perut. Dalam dosis besar, kematian dapat terjadi dalam 2-6 jam.

5.      Hemlock Air.
tanaman Hemlock Air
Hemlock air atau ubi racun, adalah sekelompok tanaman yang sangat beracun yang berasal daerah beriklim sedang tepatnya dari di belahan bumi utara. Tanaman ini memiliki ciri khas bunga putih dan hijau kecil yang tersusun dalam bentuk mirip payung. Hemlock air mengandung racun bernama cicutoxin yang dapat menyebabkan kejang. Racun ini ditemukan di semua bagian tanaman tetapi sebagian besar terkonsentrasi di akar, yang memiliki dosis racun paling kuat ketika memasiki musim semi. Selain kejang, gejala lainnya termasuk mual, muntah, sakit perut, tremor dan kebingungan. Kematian biasanya disebabkan oleh kegagalan pernafasan atau fibrilasi ventrikel dan dapat terjadi hanya beberapa jam setelah menkonsumsi tanaman ini.
6.      Oleander
tanaman Oleander
Oleander dengan nama Latin Nerium oleander adalah salah satu tanaman yang juga mematikan. Tanaman ini juga diketahui populer sebagai tanaman semak untuk hiasan. Banyak nama diberikan kepada bunga yang satu ini seperti zakum (Turki), zaqqum (Arab), arali (Tamil), jia zhu tao (Cina), atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama bunga mentega.
Sebutan ini tampaknya berasal dari kata “Olea” yang dalam bahasa Latin bermakna oil atau berminyak. Mungkin agak kurang enak didengar jika namanya menjadi “bunga minyak”, makanya disebut dengan bunga mentega. Tanaman ini dikenal akan kemampuannya memproduksi minyak yang bisa memenuhi lahan sekitar tempatnya tumbuh. Orang Sunda sendiri menyebutnya kere atau jure.
Hanya satu daun dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa dan keracunan yang fatal bisa diakibatkan oleh kontak dengan rantingnya, bunga, dan buahnya. Tanaman ini mengandung sejumlah jenis racun meskipun telah dikeringkan, termasuk nerioside, rosagenin, oleandroside, saponins, dan cardiac glycosides. zat-zat tersebut merupakan zat yang dapat menyebabkan perlambatan denyut jantung dan gagal jantung.
Racun-racun tersebut terdapat pada semua bagian tanaman, namun umumnya terkonsentrasi pada bagian getah yang tampilannya berwarna putih seperti susu. Jika memapar kulit manusia, getah ini bisa menghalangi reseptor luar kulit manusia sehingga menyebabkan kulit jadi kebas atau mati rasa.
Meski tanaman ini berasal dari daerah Mediterania dan Asia, tapi saat ini sudah menyebar ke seluruh dunia. Keracunan ini juga diketahui juga umum terjadi pada kuda dan hewan ternak lainnya. Sekali menginfeksi, oleander secara simultan menyerang sistem kesadaran, sistem syaraf jantung, dan sistem pencernaan.
Cara pengobatan akibat keracunan Oleander ini adalah dengan merangsang muntah (induced vomitting), pembilasan lambung (gastric lavage), dan pemberian norit (activated charcoal). Permberian norit ini dimaksudkan untuk mengikat zat beracun tersebut sehingga menjadi netral untuk dikeluarkan dari tubuh. Cara yang perlu segera ditempuh, apabila perangsangan muntah tidak berhasil dilakukan, adalah dengan pemberian digoxin immune fab, suatu obat produksi dari GlaxoSmithKline.
Walaupun demikian, racun oleander tak mempan terhadap beberapa jenis hewan invertebrata (hewan tak bertulang belakang). Hewan-hewan tersebut menjadikan tanaman oleander sebagai sumber pakan mereka. Sebut saja ulat bulu oranye oleander caterpillar dengan bulu-bulunya yang hitam dan tawon oleander (Syntomeida epilais).
Keduanya termasuk kebal terhadap oleander dan bertahan hidup dengan cara memakan bagian bubuk kayu di sekitar jaringan vena daun oleander dan menghindari seratnya. Sementara kupu-kupu gagak atau common crow butterfly (Euploea core) memodifikasi racun oleander untuk menjadikan tubuhnya tidak enak atau tidak menyenangkan bagi para pemangsa, khususnya kelompok burung. Oleh sebab itu perlu berhati-hati, dalam memilih madu, sebab madu lebah yang mengisap nektar dari bunga Oleander ini juga beracun untuk dikonsumsi.


Mengapa penulis memberikan cara pengobatan hanya pada tanaman oleander, karena tanaman ini banyak ditemukan di indonesia dan juga sebagai tanaman hias. Karena alasan inilah maka kemungkinan besar terkena racun tanaman ini sangat besar terutama bagi anak – anak yang rasa ingin taunya tinggi. Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya... ^_^
Welcome to My Blog

Labels

- Copyright © .Sains -Sains-TIK- Powered by Aldy_Dreyn - Designed by Paksi renaldi -